Batu Gantung di Parapat adalah salah satu ikon alam dan legenda paling terkenal di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Terletak di tebing kapur yang menjulang tinggi di tepi danau, tidak jauh dari kota wisata Parapat, formasi batuan ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang menjelajahi Danau Toba.
Nama “Batu Gantung” secara harfiah menggambarkan bentuknya: sebuah batu besar yang menjorok keluar dari dinding tebing, seolah-olah menggantung dan melawan gravitasi. Jika dilihat dari sudut yang tepat, bentuknya sangat mirip dengan siluet tubuh seorang wanita.
Namun, yang membuat Batu Gantung begitu istimewa bukanlah sekadar keunikan geologisnya, melainkan legenda tragis yang menyelimutinya.
Legenda Batu Gantung di Parapat
Kisah yang paling populer di kalangan masyarakat Batak adalah tentang seorang gadis cantik bernama Seruni.
- Perjodohan Paksa: Seruni, seorang putri dari salah satu desa di tepi danau, dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang pria yang tidak dicintainya. Hatinya telah terpaut pada pemuda lain, pujaan hatinya. Merasa putus asa dan tidak bisa menentang kehendak orang tuanya, Seruni memutuskan untuk melarikan diri.
- Melarikan Diri ke Hutan: Dalam kesedihannya, Seruni berlari tanpa tujuan ke dalam hutan lebat bersama anjingnya yang setia, bernama Togu. Ia terus berlari hingga tiba di tepi sebuah tebing yang curam di pinggir Danau Toba.
- Terjebak di Celah Batu: Dalam keputusasaannya, Seruni terperosok ke dalam sebuah lubang atau celah batu yang sempit di tebing itu. Ia tidak bisa keluar. Anjingnya, Togu, berusaha menolong dengan menggonggong dan mencoba menariknya, namun sia-sia.
- Teriakan Terakhir: Ketika sadar bahwa ia akan terjebak selamanya, Seruni berteriak putus asa. Konon, ia meneriakkan kata “Parapat… Parapat… Parapat batu!”. Dalam bahasa Batak, “parapat” bisa berarti “merapat” atau “mendekat”. Seruni memohon agar dinding-dinding batu itu merapat dan menelannya, mengakhiri penderitaannya.
- Menjadi Batu: Ajaibnya, dinding batu itu benar-benar bergerak merapat dan menghimpit tubuh Seruni hingga ia menyatu dengan batu tersebut. Formasi batu yang terlihat hari ini diyakini sebagai wujud abadi dari Seruni yang tergantung di tebing. Konon, ada batu kecil di dekatnya yang dipercaya sebagai jelmaan anjingnya yang setia, Togu.
Nama kota Parapat juga sering dikaitkan dengan teriakan terakhir Seruni ini.
Cara Melihat
- Dari Perairan Danau Toba: Cara terbaik dan paling umum untuk melihat Batu Gantung adalah melalui jalur air. Hampir semua tur kapal atau feri yang berangkat dari Parapat menuju Pulau Samosir (atau sebaliknya) akan melewati titik ini.
- Pemandu Wisata: Pemandu wisata di atas kapal biasanya akan memperlambat laju kapal saat mendekati Batu Gantung dan menceritakan legenda Seruni kepada para penumpang. Ini menjadi salah satu sorotan utama dalam perjalanan mengelilingi danau.
- Tidak Bisa Diakses dari Darat: Lokasinya yang berada di tengah tebing curam membuat Batu Gantung tidak dapat diakses melalui jalur darat.
Makna dan Signifikansi
Batu Gantung bukan hanya sekadar formasi batuan yang unik. Bagi masyarakat lokal dan wisatawan, ia adalah:
- Saksi Bisu Sejarah dan Legenda: Sebuah pengingat abadi akan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun.
- Simbol Kesetiaan dan Cinta Tragis: Kisah Seruni melambangkan pengorbanan, kesetiaan (dari anjingnya), dan tragedi cinta yang tak sampai.
- Daya Tarik Wisata Utama: Menjadi salah satu objek foto wajib dan cerita yang paling dinanti saat berwisata di Danau Toba.
Secara keseluruhan, Batu Gantung adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam yang menakjubkan dan kekayaan budaya yang mendalam, menjadikannya salah satu permata tak ternilai dari Danau Toba.