Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah salah satu kawasan konservasi alam terpenting dan paling kaya keanekaragaman hayati di dunia. Terletak di dua provinsi di Pulau Sumatra, Indonesia, yaitu Aceh dan Sumatra Utara, taman nasional ini merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO yang dikenal sebagai Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra (Tropical Rainforest Heritage of Sumatra), bersama dengan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

TNGL bukan sekadar taman nasional, melainkan sebuah benteng terakhir bagi ekosistem hutan hujan tropis Sumatra yang unik dan rapuh. Namanya diambil dari puncak tertingginya, Gunung Leuser, yang menjulang setinggi 3.404 meter di atas permukaan laut.

Keanekaragaman Hayati yang Luar Biasa di Taman Nasional Gunung Leuser

Daya tarik utama TNGL adalah keanekaragaman hayati yang tak tertandingi. Kawasan ini sering disebut sebagai “satu-satunya tempat di bumi” di mana empat spesies mamalia besar yang terancam punah hidup bersama di alam liar.

1. Fauna (Satwa Liar):

  • Orangutan Sumatra (Pongo abelii): TNGL adalah rumah bagi populasi orangutan Sumatra terbesar di dunia. Spesies ini lebih sosial dan lebih langka dibandingkan kerabatnya di Kalimantan.
  • Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae): Predator puncak yang sangat terancam punah ini masih berkeliaran di hutan lebat Leuser.
  • Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis): Salah satu mamalia paling langka di dunia, badak bercula dua ini menghadapi ancaman kepunahan yang ekstrem.
  • Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus): Gajah-gajah ini menjelajahi hutan dan lembah sungai di dalam kawasan taman nasional.

Selain “empat besar” tersebut, TNGL juga menjadi habitat bagi:

  • Primata lainnya: Siamang, Kedih (Thomas’s Leaf Monkey) yang endemik, Beruk, dan Lutung.
  • Mamalia lain: Beruang Madu, Kucing Emas, Rusa Sambar, dan Kambing Hutan Sumatra.
  • Burung: Lebih dari 380 spesies burung, termasuk berbagai jenis Rangkong (Hornbill) yang ikonik, menjadikan TNGL surga bagi pengamat burung.

2. Flora (Tumbuhan):
Hutan hujan tropis di TNGL didominasi oleh pohon-pohon raksasa dari keluarga Dipterocarpaceae. Kawasan ini juga menjadi rumah bagi flora yang unik dan langka, seperti:

  • Bunga Raksasa: Rafflesia arnoldii (bunga tunggal terbesar di dunia) dan Amorphophallus titanum (bunga majemuk tertinggi di dunia) dapat ditemukan di sini.
  • Anggrek dan Tumbuhan Obat: Ribuan jenis anggrek, termasuk Anggrek Macan, serta berbagai tanaman obat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat lokal.

Ekosistem dan Geografi

Bentang alam TNGL sangat beragam, mulai dari dataran rendah pesisir, rawa-rawa gambut, hutan hujan dataran rendah, hingga hutan pegunungan yang diselimuti kabut. Kawasan ini merupakan bagian dari Ekosistem Leuser, sebuah lanskap hutan seluas 2,6 juta hektar yang berfungsi sebagai “paru-paru” dan menara air bagi jutaan orang di Sumatra.

Sungai-sungai besar seperti Sungai Alas di Aceh dan Sungai Bohorok di Sumatra Utara mengalir deras membelah hutan, menciptakan lembah-lembah yang subur dan menjadi jalur kehidupan bagi satwa liar.

Aktivitas Wisata dan Pintu Masuk Utama

TNGL menawarkan pengalaman ekowisata kelas dunia yang berfokus pada konservasi dan pemberdayaan masyarakat lokal. Beberapa lokasi populer untuk dikunjungi adalah:

  • Bukit Lawang, Sumatra Utara:
    • Daya Tarik: Pintu masuk paling terkenal, terutama untuk melihat orangutan. Terdapat pusat rehabilitasi orangutan yang kini berfungsi sebagai pusat pengamatan.
    • Aktivitas: Jungle trekking (mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari), melihat orangutan semi-liar di platform pemberian makan (feeding platform), dan river tubing di Sungai Bohorok.
  • Tangkahan, Sumatra Utara:
    • Daya Tarik: Dikenal sebagai “The Hidden Paradise”. Di sini, pengunjung dapat berinteraksi secara etis dengan gajah-gajah patroli yang dulunya merupakan gajah liar yang diselamatkan.
    • Aktivitas: Memandikan gajah di sungai, trekking di hutan, menjelajahi gua, dan bersantai di dekat air terjun.
  • Ketambe, Aceh:
    • Daya Tarik: Lokasi yang lebih liar dan “asli” dibandingkan Bukit Lawang. Peluang untuk melihat orangutan yang benar-benar liar dan satwa langka lainnya di habitat alaminya jauh lebih tinggi.
    • Aktivitas: Trekking hutan belantara yang lebih menantang, arung jeram di Sungai Alas, dan pengamatan satwa liar yang intensif.

Pentingnya Konservasi dan Ancaman

Peran TNGL sangat krusial, tidak hanya untuk melindungi keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk:

  • Mengatur iklim dan menyerap karbon dioksida.
  • Menjadi sumber air bersih bagi jutaan orang dan irigasi pertanian.
  • Mencegah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Meskipun dilindungi, TNGL menghadapi ancaman serius dari perambahan hutan, pembalakan liar, perburuan satwa, dan ekspansi perkebunan kelapa sawit ilegal di sekitar perbatasannya. Upaya konservasi yang melibatkan pemerintah, LSM, dan masyarakat lokal terus berjuang untuk menjaga kelestarian surga terakhir di Sumatra ini.

Kesimpulan

Taman Nasional Gunung Leuser adalah sebuah warisan alam yang tak ternilai, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi seluruh dunia. Mengunjungi TNGL bukan hanya tentang petualangan di alam liar, tetapi juga tentang menyaksikan secara langsung pentingnya menjaga keseimbangan alam dan mendukung upaya konservasi untuk generasi yang akan datang.